Jumat, 05 Desember 2014

Desain Eksperimen



PROPOSAL PENELITIAN
A. Judul
Pengaruh Penerapan Pendekatan Proses Terhadap Kelengkapan Struktur, Kaidah  Penulisan, dan Ciri-ciri Kebahasaan Teks Eksposisi Siswa Kelas X SMA Negeri 8 Pontianak Semester Ganjil Tahun Ajaran 2014-2015
B. Latar Belakang
Menulis teks eksposisi merupakan upaya menuliskan pemaparan sejumlah fakta disertai argumen penulis dengan tujuan agar pembaca mendapat pemaparan mengenai suatu topik penulisan tertentu. Untuk mampu menulis teks eksposisi seseorang harus mampu menentukan pernyataan umum yang akan menjadi dasar pengembangan penulisan yang disertai sejumlah argumen penulis sendiri. Selain itu, argumen penulis juga harus disusun atau ditulis secara runtut agar pembaca dapat memahami pemaparan penulis dalam teks eksposisi yang diproduksinya. Dengan kelengkapan di atas, teks eksposisi yang akan dihasilkan akan baik dari segi kaidah maupun struktur kelengkapan teks dan pada akhirnya dapat memberikan suatu pemaparan yang dapat dimengerti serta dipahami oleh  pembaca.


Sebagai teks yang berisi pemaparan bagi pembaca, teks eksposisi merupakan teks yang bermanfaat untuk mengomunikasikan berbagai isu atau masalah yang ada di lingkungan masyarakat. Pemaparan mengenai suatu isu atau masalah tersebut berguna untuk menguraikan berbagai argumen penulis yang pada akhirnya diharapkan mampu menjadi media penyampai pesan tertulis kepada orang lain. Penyampaian pesan kepada orang lain melalui media tulis tersebut merupakan sebuah aplikasi langsung dari keterampilan menulis yang termasuk satu dari empat keterampilan berbahasa. Melalui pemaparan tersebut dapat dijelaskan bahwa teks eksposisi memiliki manfaat bagi pembaca.
 Terlepas dari manfaat teks eksposisi tersebut, teks ini memiliki sejumlah struktur teks yang mampu menunjang efektifitas pesan yang akan disampaikan penulis. Struktur teks eksposisi yang dimaksud di antaranya tesis, argumen, dan bagian struktur terakhir yaitu penegasan ulang pendapat. Tesis merupakan bagian yang mengindikasikan awal persoalan atau isu yang ingin dibahas. Argumen merupakan kecondongan sudut pandang penulis terhadap suatu isu yang diangkat dalam tulisan yang diproduksinya sendiri. Selanjutnya penegasan ulang pendapat merupakan kesimpulan dari sejumlah analisis opini penulis.
Berdasarkan ketiga struktur tersebut, selain ketepatan fakta, terdapat struktur yang sangat berpengaruh pada keberhasilan komunikasi tulis menggunakan jenis teks eksposisi. Struktur yang dimaksud yaitu argumen. Argumen merupakan sudut pandang penulis yang dapat memberikan pemaparan kepada pembaca. Keberhasilan teks eksposisi ini sangat bergantung pada keluwesan gagasan argumen  yang akan disampaikan penulis. Melalaui keberhasilan pemaran argumen pembaca akan digiring untuk memahami bahkan menerima penjelasan mengenai suatu isu atau permasalahan yang diangkat dalam penulisan dipadang dari sudut pandang penulis teks eksposisi. Oleh karena itu, tanpa melupakan bagain struktur teks lainnya, pengembangan argumen harus dimaksimalkan agar teks eksposisi yang dihasilkan dapat memberikan penjelasan yang cukup bagi para pembaca.
Apabila dikaitkan dengan pembelajaran di sekolah, teks eksposisi merupakan teks yang terakhir diajarkan pada pembelajaran semester pertama di Kelas X. Terdapat dua teks sebelumnyya yang diajarkan dalam pembelajaran saat semester gasal. Dua teks tersebut yaitu teks laporan hasil observasi, dan teks prosedur kompleks. Setelah pelaksanaan pembelajaran dua teks ini berulah teks eksposisi diajarkan sebagai penutup materi pembelajaran semester gasal.
Dibandingkan dengan dua teks yang diajarkan sebelumnya, teks eksposisi merupakan teks yang dinilai peneliti merupakan teks yang memiliki pengembangan yang paling rumit. Penilaian ini didasarkan pada penerapan argumen dalam teks eksposisi. Teks laporan hasil observasi hanya menjabarkan lingkungan yang telah diamati siswa. Berbeda dengan teks laporan hasil observasi, teks prosedur kompleks lebih menekankan ketepatan urutan langkah-langkah dalam pelaksanaan suatu topik tertentu. Kedua teks sebelumnya tidak menuntut penjabaran argumen pribadi siswa sebagai penulis terhadap suatu isu atau permasalahan. Opini atau argumen ini bahkan akan menempatkan siswa pada suatu sudut pandang yang akan berpengaruh pada hasil tulisan mereka walaupun isu atau permasalahan yang diangkat dalam penulisan di kelas sama. Berdasarkan hal ini, tidak salah apabila panilaian terhadap teks ini ditentukan dari kecakapan pengolahan argumen siswa karena pengolahan argumen merupakan ciri teks eksposisi yang tidak terdapat pada dua teks sebelumnya.
Teks-teks yang telah dijabarkan di atas merupakan materi pembelajaran yang diajarkan menggunakan Kurikulum 2013. Kurikukum ini kini telah malaui pelaksanaan tahun kedua. Pada tahun ajaran 2013/2014 Kurikulum 2013 hanya diterapkan pada beberapa sekolah pilihan. Pada tahun 2014 ini, kurikulum ini telah dilaksanakan di  banyak satuan pendidikan tingkat SMA atau SMP di Pontianak.
Khusus bagi pelajaran Bahasa Indonesia, pelaksanaan kurikulum ini juga memiliki dampak bagi proses maupun hasil pembelajaran. Siswa harus menempuh proses penilaian autentik serta sejumlah rubrik penilaian sikap sebagai hasil atau evaluasi diri siswa. Sementara itu, dalam proses pembelajaran, siswa dibiasakan untuk menalar, aktif menanyakan, memproduksi dan menyunting teks secara berkelompok, memproduksi teks secara mandiri dan tahap terakhir yaitu mengonversi sebuat subtema teks menjadi bagian pembelajaran yang lain.
Berdasarkan penjabaran di atas, sebenarnya mata pelejaran Bahasa Indonesia dalam Kurikulum 2013 merupakan pembelajaran berbasis teks yang menegedepankan kompetensi siswa. Beragam teks yang akan diajarkan sebagai materi pembelajaran dimodelkan terlebih dahulu. Tahap pembelajaran selanjutnya mengenai pengenalan struktur maupun ciri-ciri kebahasaan berlangsung dengan menggunakan media teks yang sama. Tidak mengherankan jika dalam pembahasan satu jenis teks saja, dapat dipelajari empat sampai lima teks dengan judul berbeda yang pada akhir pembelajaran mengharapkan produksi sebuah teks tersebut secara mandiri dari siswa agar kemampuan menulis mereka dapat dilnilai secara autentik.
Sesuai dengan tuntutan Kurikulum 2013 ini, siswa diharapkan dapat berkomunikasi secara lisan dan tulisan secara seimbang. Kegiatan komunikasi siswa dapat diamati melalui kegiatan diskusi, tanya jawab, presentasi dan kegiatan dalam mengonversi teks yang lain. Sementara itu dalam komunikasi tulis siswa dikondisikan untuk secara bertahap mengenali teks yang dijadikan materi pembelajaran sampai dengan tahap produksi teks secara mendiri. Untuk itu, kemampuan tulisan siswa sangat diharapkan terasah dengan produksi teks yang secara mendiri tersebut. Keterampilan dasar anak dalam bidang menulis khususnya, sangat berpengaruh terhadap keberhasilan mereka dalam menempuh mata pelajaran Bahasa Indonesia yang berbasis teks ini.
Untuk memenuhi tuntutan kurikulum  khususnya dalam bidang tulisan, sangat penting untuk membekali siswa dengan pemahaman mengenai menulis yang merupakan sebuah proses. Proses ini sama saja untuk setiap teks yang diajarkan. Apapun teks yang diproduksi, asalkan siswa telah memiliki dasar kemampuan tulis yang baik, mereka akan mampu mengikuti pelajaran dan juga menghasilkan tulisan yang padu dan baik sesuai dengan ciri khas masing-masing teks yang diajarkan. Mealui tahap penulisan yang sesuai dengan proses, hasil tulisan siswa akan baik dan siswa juga terlatih untuk menulis yang merupakan tahap yang paling membutuhkan persiapan dalam  penerapan empat keterampilan berbahasa di sekolah.
Pilihan penerapan pendekatan proses dalam menulis tersebut dikarenakan menulis sesungguhnya bukanlah keterampilan instan yang dimiliki seorang manusia. Menulis merupakan tahap yang kompleks. Tahap kompleks menulis ini sangat berkaitan dengan penguasaan empat keterapilan berbabahasa yang lain yaitu menyimak, membaca, dan berbicara. Hasil tulisan siswa akan berhubungan dengan kecukupan referensi yang dimiliki siswa. Referensi tulisan dapat diperoleh dari proses membaca, menyimak atau mencari bahan pembelajaran dengan aktif melalui media internet. Oleh sebab itu, menulis sebaiknya dilalui dengan pendekatan proses dasar ini agar menulis menjadi kegiatan yang tidak lagi dirasa sangat sulit.
Sesuai dengan yang dijelaskan bahwa menulis merupakan sebuah proses, maka kelas yang dipilih dalam rencana penelitian ini yaitu Kelas X. Kelas X merupakan kelas yang diisi siswa baru yang merupakan siswa yang menggunakan Kurikulum KTSP. Untuk dapat melalui kurikulum bebasis teks beserta tuntutan produksi teks mandiri, maka sangat penting bagi siswa untuk menerapkan proses menulis sebagai sebuah proses yang saling berkaitan antara proses yang satu dengan proses yang lain guna keefektifan hasil tulisan. Proses menulis yang terdiri dari tahap pra penulisan, tahap penulisan serta tahap pasca penulisan sebaiknya dikuasai, diketahui dan dilaksanakan dalam proses penulisan karena pada semester dan kelas selanjutnya. Hal ini dikarenakan siswa akan belajar menggunakan jenis-jenis teks yang memiliki beragam ciri kebahasaan dan juga struktur penulisan teks.
C. Masalah Penelitian
Berdasarkan penjabaran dalam latar belakang maka masalah dalam penelitian ini yaitu bagaimanakah pengaruh penerapan proses penulisan terhadap kelengakapan struktur dan kaidah tes eksposisi siswa Kelas X SMA Negeri 8 Pontianak tahun ajaran 2014/2015? Masalah penelitian yang masih bersifat umum tersebut dijabarkan dalam beberapa submasalah. Submasalah tersebut sebagai berikut.
1.      Bagaimanakah hasil belajar sebelum  penerapan pendekatan proses menulis efektif pada pembelajaran teks eksposisi siswa Kelas X SMA Negeri 8 Pontianak tahun ajaran 2014/2015?
2.      Bagaimanakah hasil belajar sesudah penerapan pendekatan proses pada pembelajaran teks eksposisi siswa Kelas X SMA Negeri 8 Pontianak tahun ajaran 2014/2015?
3.      Bagaimanakah pengaruh penerapan pendekatan proses terhadap hasil pembelajaran teks eksposisi siswa Kelas X SMA Negeri 8 Pontianak tahun ajaran 2014/2015?


D. Tujuan Pembelajaran
Tujuan umum penelitian ini yaitu mendeskripsikan pengaruh penerapan proses penulisan terhadap hasil tulisan siswa dalam teks eksposisi. Tujuan khusus penelitian ini dijabarkan sebagai berikut.
1.      Pendeskripsian hasil belajar sebelum penerapan pendekatan proses pada pembelajaran teks eksposisi siswa kelas X MIA SMA Negeri 8 Pontianak tahun ajaran 2014/2015.
2.      Pendeskripsian hasil belajar sesudah penerapan pendekatan proses pada pembelajaran teks eksposisi siswa kelas X MIA SMA Negeri 8 Pontianak tahun ajaran 2014/2015.
3.      Pendeskripsian pengaruh penerapan pendekatan proses menulis efektif pada pembelajaran teks eksposisi siswa kelas X MIA SMA Negeri 8 Pontianak tahun ajaran 2014/2015.
E. Manfaat Penelitian
Manfaat penelitian ini dibagi menjadi beberapa bagian sebagai berikut.
1.      Manfaat Teoretis
8
Secara teoritis manfaat penelitian ini yaitu menerapkan proses penulisan yang baik bagi penulis pemula. Penulis pemula yang dimaksud yaitu siswa dengan tuntutan terampil menulis sehingga nantinya proses ini akan menjadi proses yang sudah tidak asing bagi siswa. Malalui tahap penulisan ini diharapkan kelak siswa terbiasa menulis dan menjadikan menulis sebagai aktivitas yang akrab dijalani siswa.
2.      Manfaat Praktis
Penelitian ini memiliki beberapa manfaat praktis sebagai berikut.
a.       Bagi Siswa
Pembelajaran menulis sangat penting bagi proses pembelajaran menggunakan kurikulum yang berbasis teks. Dengan pelatihan yang dibiasakan ini diharapkan siswa dapat mengembangkan kemampuan menulisnya secara mandiri. Hal ini sangat penting guna menunjang hasil tulisan siswa yang pada akhirnya merasakan penilaian autentik dalam pelaksanaan Kurikulum 2013.
b.      Bagi Guru
Melalui penelitian ini diharapkan dapat membantu guru dalam melaksanakan penilaian portofolio siswa. Selain itu, pelaksanaan proses menulis ini dapat membantu guru mengarahkan siswa dalam proses menulis efektif sehingga hasil belajar siswa dapat memuaskan.
c.       Bagi Sekolah
Penelitian ini diharapkan dapat menjadi panduan pelatihan menulis bagi siswa. Sangat banyak kegiatan atau lomba penulisan untuk tingkat Sekolah Menengah Pertama (SMA)/Sederajat yang melibatkan siswa. Hasil penelitian ini dapat diterapkan bagi siswa yang akan mengikuti berbagai kegiatan tersebut. Pada akhirnya hal ini akan meningkatkan prestasi sekolah dalam berbagai kegiatan yang melibatkan siswa secara akademik.
d.      Bagi Peneliti
Bagi peneliti hasil penelitian ini dapat menjadi media penerapan hasil belajar yang selama ini diperoleh pada saat perkuliahan. Hasil penelitian ini juga diharapkan dapat menjadi proses belajar bagi penelitian yang berkaitan dengan penelitian pembelajaran di sekolah.
F. Penjelasan Istilah
Judul penelitian ini memiliki beberapa istilah yang perlu dibatasi pemaknaannya. Batasan pemaknaan ini untuk menghindari salah tafsir dan salah pengertian dari berbagai pihak. Oleh sebab itu, istilah dalam penelitian ini akan dijelaskan berikut ini.
1. Pendekatan proses, yang dimaksud dengan pendekatan proses dalam penelitian ini yaitu pendekatan pembelajaran yang menekankan pada proses belajar, aktivitas dan kreatifitas peserta didik dalam memperoleh pengetahuan, keterampilan, nilai dan sikap, serta menerapkannya dalam kehidupan sehari-hari.
2. Menulis sebagai proses yang akan diterapkan dalam penelitian ini yaitu proses menulis yang terdiri dari tahap pra penulisan, tahap penulisan, dan tahap pasca penulisan dan ketiga tahap tersebut selalu berkaitan antara satu tahap dengan tahap lainnya.
3. Pengaruh, dalam penelitian ini pengaruh yang dimaksud yaitu selisih hasil belajar siswa terhadap produksi secara mandiri teks eksposisi pada kelompok kontrol dan kelompok eksperimen.
4. Teks eksposisi, teks eksposisi dalam penelitian ini dimaksudkan sebagai teks yang bertujuan memberikan penguraian, penerangan, dan pemberitahuan mengenai suatu hal kepada pembaca.
Berdasarkan penjelasan di atas, pengaruh penerapan pendekatan proses dalam menulis yang dimaksudkan dalam penelitian ini yaitu perbedaan hasil belajar penulisan teks eksposisi siswa Kelas X SMA Negeri 8 pada kelompok yang mendapat perlakuan berupa pendekatan proses menulis dan kelompok yang tidak mendapat perlakuan berupa pendekatan proses menulis.
G. Hipotesis
Hipotesis penelitian adalah suatu kesimpulan penelitian yang masih belum sempurna sehingga perlu disempurnakan dengan membuktikan kebenaran hipotesis itu melalui penelitian (Bugin, 2006: 85). Pendapat ini sejalan dengan pendapat Sugiyono (2013: 96) bahwa hipotesis penelitian merupakan jawaban sementara terhadap rumusan penelitian karena jawaban sementara tersebut baru didasarkan pada teori yang relevan, belum berdasarkan pada fakta-fakta empiris yang diperoleh melalui pengumpulan data. Berdasarkan uraian di atas dapat disimpulkan bahwa hipotesis penelitian yaitu jawaban sementara terhadap suatu fenomena yang harus dibuktikan melalui penelitian guna menyelaraskan teori dan fakta-fakta di lapangan. Hipotesis dalam penelitian ini berkaitan dengan hasil akhir tulisan siswa yang merupakan tugas mandiri dalam memproduksi teks eksposisi.
Menurut Arikunto (2012: 112) terdapat dua hipotesis dalam penelitian, hipotesis tersebut yaitu hipotesis kerja atau hipotesis alternatif dan hipotesis nol. Hipotesis nol (Ho) adalah hipotesis yang diuji dengan statistik. Sebaliknya hipotesis altenatif (Ha) dapat langsung dirumuskan apabila ternyata pada suatu penelitian, hipotesis nol ditolak.
Berdasarkan penjelasan mengenai hipotesis tersebut, maka hipotesis yang akan terjadi dalam penelitian ini sebagai berikut.
1. Ha: terdapat perbedaan hasil belajar sebelum penerapan proses menulis efektif pada pembelajaran teks eksposisi siswa kelas X MIA SMA Negeri 8 Pontianak tahun ajaran 2014/2015.
2. Ha: terdapat perbedaan hasil belajar sesudah penerapan proses menulis efektif pada pembelajaran teks eksposisi siswa kelas X MIA SMA Negeri 8 Pontianak tahun ajaran 2014/2015.
3. Ho: tidak terdapat perbedaan hasil belajar sebelum penerapan proses menulis efektif pada pembelajaran teks eksposisi siswa kelas X MIA SMA Negeri 8 Pontianak tahun ajaran 2014/2015.
4. Ho: tidak terdapat perbedaan hasil belajar sesudah penerapan proses menulis efektif pada pembelajaran teks eksposisi siswa kelas X MIA SMA Negeri 8 Pontianak tahun ajaran 2014/2015.
H. Ruang Lingkup Penelitian
Penelitian ini memiliki sejumlah ruang lingkup sebagai berikut.
1. Aktivitas belajar dalam pembelajaran menulis teks eksposisi pada siswa Kelas X SMA Negeri 8 Pontianak tahun ajaran 2014/2015 menggunakan pendekatan proses.
2. Pengaruh hasil belajar dalam pembelajaran menulis teks eksposisi pada siswa Kelas X SMA Negeri 8 Pontianak tahun ajaran 2014/2015 menggunakan pendekatan proses.
I. Kerangka Teori
1. Teks Eksposisi
Karangan eksposisi yaitu karangan yang ditulis dengan maksud untuk memperjelas suatu pembahasan yang dipaparkan oleh penulis. Menurut Gorys keraf, eksposisi adalah suatu bentuk wacana yang berusaha menguraikan suatu objek sehingga memperluas pandangan atau pengetahuan pembaca. Wacana  ini digunakan untuk menjelaskan wujud dan hakikat suatu objek. Isinya  ditulis dengan tujuan untuk menjelaskan atau memberikan pengertian dengan gaya penulisan yang singkat, akurat, informatif, objektif, logis, dan padat. Jadi karangan eksposisi bertujuan menjelaskan, menerangkan sesuatu, atau memberikan informasi kepada pembaca sehimgga pembaca memperoleh informasi sejelas-jelasnya.
Paragraf eksposisi merupakan karangan yang bertujuan untuk menginformasikan tentang sesuatu sehingga memperluas pengetahuan pembaca. Karangan eksposisi bersifat ilmiah/nonfiksi. Sumber karangan ini dapat diperoleh dari hasil pengamatan, penelitian atau pengalaman.
Menulis eksposisi harus disertai oleh data faktual, yaitu suatu kondisi yang benar-benar terjadi, ada dan dapat bersifat historis tentang bagaimana suatu alat bekerja bagaimana suatu peristiwa terjadi, dan sebagainya. Karangan eksposisi bersifat ilmiah atau nonfiksi. Sumber karangan ini dapat diperoleh dari hasil pengamatan, penelitian, atau pengalaman. Dalam karangan ini pengarang lebih menjelaskan maksud dari topiknya itu, dengan menyertakan bukti-bukti yang konkret sebagai penunjang dari pembahasan itu.
a.       Jenis Paragraf  Eksposisi
Ada beberapa jenis paragraf eksposisi. Jenis-jenis paragraf tersebut akan dijelaskan dalam penjelasan sebagai berikut.
1.      Eksposisi berita adalah karangan  yang berisi pemberitaan mengenai suatu kejadian. Jenis ini banyak ditemukan pada surat kabar.
2.    Eksposisi ilustrasi adalah karangan yang  pengembangannya menggunakan gambaran sederhana atau bentuk konkret dari suatu ide. Mengilustrasikan sesuatu dengan sesuatu yang lain yang memiliki kesamaan atau kemiripan sifat.Biasanya menggunakan frase penghubung”seperti ilustrasi berikut ini,dapat diilustrasikan seperti, seperti, bagaikan.
3.    Eksposisi proses adalah karangan yang sering ditemukan dalam buku-buku petunjuk pembuatan, penggunaan, atau cara-cara tertentu.
4.    Eksposisi perbandingan adalah karangan yang sering ditemukan dalam buku-buku petunjuk pembuatan,penggunaan,atau cara-cara tertentu.
5.    Eksposisi Pertentangan adalah karangan yang berisi pertentangan antara sesuatu dengan sesuatu yang lain. Frase penghubung yang biasa digunakan adalah “akan tetapi, meskipun begitu, dan sebaliknya.”
6.    Eksposisi definisi adalah karangan yang memfokuskan pada kareteristik sesuatu itu.
7.    Eksposisi analisis adalah karangan yang memisah-misah suatu masalah dari suatu gagasan utama menjadi beberapa subbagian, kemudian masing-masing dikembangkan secara berurutan.
8.    Ekasposisi klasifikasi adalah karangan yang membagi sesuatu  dan mengelompokkan ke dalam beberapa kategori.
b. Langkah-langkah Penulisan Karangan Eksposisi
1. Menentukan tema paparan.
2. Menentukan tujuan karangan setelah kita topik yang akan dipaparkan nanti, kita harus, memilikitujuan yang nantinya akan memberikan penjelasan dan pemahaman kepada pembaca.
3. Memilih data yang sesuai dengan tema.
4. Membuat kerangka karangan sebelum pembuatan karangan eksposisi terlebih dahulu kita membuat karangannya secara lengkap dan sistematis.
5. Mengembangkan kerangaka menjadi karangan.
c. Ciri-ciri Paragraf Eksposisi
Karangan eksposisi merupakan karangan yang memiliki tujuan untuk memberikan informasi kepada pembacanya. Dalam hal ini karangan eksposisi memiliki ciri-ciri dan di sini kita akan memaparkan beberapa ciri-ciri karangan eksposisi dari beberapa ahli. Menurut Aceng Hasani (2005: 31) ciri-ciri karangan eksposisi sebagai berikut.
1. Penjelasannya bersifat informatif.
2. Pembahasan masalahnya bersifat objektif.
3. Penjelasannya disertakan dengan bukti-bukti yang konkret (tidak mengada-ada).
4. Pembahasannya bersifat logis atau sesuai dengan penalaran.
Sementara itu menurut Gorys Keraf (1984:4) ciri-ciri karangan eksposisi sebagai berikut.
1. Tujuan maupun gaya panulisannya bersifat informatif.
2. Keputusan bersifat objektif
3.  Bahasa dalam pembahasannya bersifat logis.
2. Pendekatan Proses
Pendekatan keterampilan proses dapat diartikan sebagai wawasan atau anutan pengembangan keterampilan-keterampilan intelektual, sosial dan fisik yang bersumber dari kemampuan- kemampuan mendasar yang prinsipnya telah ada dalam diri siswa (Depdikbud, dalam Moedjiono, 1992/1993 : 14).
Pendekatan Keterampilan Proses (PKP) adalah suatu pendekatan pembelajaran yang menekankan kepada proses belajar siswa (learn how to learn). PKP adalah pendekatan pembelajaran yang melibatkan aspek intelektual, sosial, emosional, maupun aspek fisik siswa secara optimal yang bersumber dari kemampuan dasar yang telah ada pada siswa.
Melalui PKP siswa belajar mengamati, mengklasifikasi, mengkomunikasikan, mengukur, memprediksi, bereksperimen, menemukan, dan menyimpulkan. Pengembangan aspek-aspek PKP dalam pembelajaran selaras dengan filsafat konstruktivisme karena siswa berproses untuk menemukan sendiri dan membangun pemahaman pengetahuannya.
Pendekatan ini merupakan suatu pendekatan yang didasarkan atas suatu pengamatan, proses-proses ini dijabarkan dari pengamatan terhadap apa yang dilakukan oleh seorang guru disebut pendekatan keterampilan proses. Dalam ketrampilan proses ini guru diharapkan bisa memaksimalkan perannya, diupayakan agar siswa terlibat langsung dan aktif. Sehingga siswa dapat mencari dan menemukan konsep serta prinsip berdasar dari pengalaman yang dilakukannya.
a. Kelebihan Pendekatan keterampilan proses.
1. Merangsang ingin tahu dan mengembangkan sikap ilmiah siswa,
2. Siswa akan aktif dalam pembelajaran dan mengalami sendiri proses mendapatkan konsep,
3. Pemahaman siswa lebih mantap (Karsa dan Eddy, 1993),
4. Siswa terlibat langsung dengan objek nyata sehingga dapat mempermudah pemahaman siswa terhadap materi pelajaran,
5. Siswa menemukan sendiri konsep-konsep yang dipelajari,
6. Melatih siswa untuk berpikir lebih kritis,
7. Melatih siswa untuk bertanya dan terlibat lebih aktif dalam pembelajaran,
8. mendorong siswa untuk menemukan konsep-konsep baru,
9. memberi kesempatan kepada siswa untuk belajar menggunakan metode ilmiah.
b. Kekurangan Pendekatan Ketrampilan Proses.
1. Membutuhkan waktu yang relatif lama untuk melakukannya.
2. Jumlah siswa dalam kelas harus relatif kecil, karena setiap siswa memerlukan perhatian dari guru.
3. Memerlukan perencanaan dengan teliti.
4. Sulit membuat siswa turut aktif secara merata selama proses berlangsungnya pembelajaran.
3. Pembelajaran Mandiri
Pendekatan proses yang telah dijabarkan sebelumnya memiliki keterkaitan dengan pembelajaran mandiri dari sudut pandang pembelajaran kontekstual (Contextual Teaching and Learning). Pembelajaran yang mengutamakan kemandirian siswa mengutamakan pengamatan aktif dan mandiri (Johnson, 2009: 149). Proses belajar mandiri juga sangat mengutamakan proses pembelajaran karena pembelajaran mandiri memberi kebebasan kepada siswa untuk menemukan kehidupan akademik yang sesuai dengan kehidupan siswa sendiri sehari-hari (Johnson, 2009: 151).

Pembelajaran mendiri akan dapat terlaksana apabila terdapat suatu proses yang diterapkan dalam pembelajaran di kelas. Proses pembelajaran mendiri tersebut menurut Johson (2009: 172—175) sebagai berikut.
a. Siswa Mandiri Menetapkan Tujuan
            Tujuan yang dimaksud dalam penetapan tujuan ini yaitu pilihan siswa terhadap tujuan siswa sendiri mengikuti pembelajaran yang berlangsung. Pembelajaran yang diikuti siswa sebaiknya bermakna bagi dirinya atau orang lain. Saat siswa mampu menemukan tujuan yang berarti dalam kehidupan sehari-hari, proses pembelajaran yang diikuti siswa tersebut akan membantu siswa dalam mencapai standar akademik yang tinggi.
b. Siswa Mandiri Membuat Rencana
            Rencana yang dimaksud yaitu rencana yang dibuat siswa demi mencapai tujuan yang diinginkan siswa tersebut. Tujuan yang dimaksud pada pembelajaran ini yaitu peningkatan hasil belajar, maka rencana yang diterapkan yaitu rencana untuk mengembangkan suatu proyek penulisan dengan cara berpikir kritis dan kreatif.
c. Siswa Mandiri Mengikuti Rencana dan Mengukur Kemajuan Diri
            Dalam proses ini, siswa memperbaiki kesalahan atau membuat berbagai perubahan yang perlu dilakukan. Selama proses belajar berlangsung maka siswa terus mengevaluasi tingkat keberhasilan rencana yang telah dibuat.
d. Siswa Mandiri Membuat Hasil Akhir   
            Hasil akhir dari pembelajaran ini diharapkan berupa portofolio yang memungkinkan penilaian autentik terlaksana.
e. Siswa yang Mandiri Menunjukkan Kecakapan Melalui Penilaian Autentik
            Dengan menggunakan standar nilai dan petunjuk penilaian untuk menilai portofolio, jurnal, presentasi, dan penampilan siswa, guru dapat memperkirakan tingkat pencapaian akademik yang telah dicapai oleh siswa. Penilaian ini juga berfungsi sebagai petunjuk bagi guru dalam menilai ketercapaian proses pembalajaran dan tingkat pembelajaran yang telah dikuasai oleh siswa.
4. Penilaian Autentik
Menurut Nurgiyantoro (2010: 445), portofolio menunjuk pada sekumpulan karya, yang dalam hal ini adalah hasil karya peserta didik (siswa). Satu di antara tujuan peilaian portofolio yaitu untuk menunjukkan kemajuan belajar siswa dari awal hingga akhir pembelajaran. Dengan begitu, guru dapat membandingkan hasil karya siswa yang dibuat di awal pembelajaran dan di akhir pembelajaran.
Penilaian autentik memberi kesempatan kepada siswa untuk menunjukkan kemampuan terbaik mereka sambil menunjukkan hal yang telah mereka pelajari (Johson, 2009: 288—289). Penilaian autentik berfokus pada tujuan, melibatkan pembelajaran secara langsung, mengharuskan membangun keterkaitan dan kerja sama, dan menanamkan tingkat berpikir yang lebih tinggi.
Berdasarkan fokus penilaian tersebut, maka siswa dapat menunjukkan penguasaan terhadap tujuan pembelajaran dan kedalaman pemahaman mereka, dan pada saat yang bersamaan meningkatkan pengetahuan dan menemukan cara memperbaiki diri. Penilaian autentik mengajak para siswa untuk menggunakan pngetahuan akademik dalam konteks dunia nyata untuk tujuan yang bermakna.
Penilaian autentik memiliki sejumlah keuntungan seperti yang talah diungkapkan oleh Newmann & Wehlange (dalam Jonhson 2009: 289—290) berikut:
a. mengungkapkan secara totalpemahaman materi akademik siswa,
b. mengungkapkan dan memperkuat penguasaan kompetensi siswa seperti mengumpulkan informasi, menggunakan sumber daya, menangani tekologi, dan berpikir secara sistematis,
c. menghubungkan pembelajaran dengan pengalaman siswa sendiri, dunia siswa, dan masyarakat luas,
d. mempertajam keahlian berpikir dalam tingkatan yang lebih tinggi saat siswa menganalisis, memadukan, mengidentifikasi masalah, menciptakan solusi, dan mengikuti hubungan sebab-akibat,
e. menerima tanggung jawab dan membuat pilihan,
f. berhubungan dan bekerja sama dengan orang lain dalam mengerjakan tugas,
g. belajar mengevaluasi tingkat prestasi sendiri.
            Penilaian autentik pada umumnya mengenali empat jenis penilaian. Penilaian tersebut yaitu portofolio, pengukuran kinerja, proyek, dan jawaban tertulis secara lengkap (Johson, 2009: 290). Penilaian autentik yang akan digunakan dalam penelitian ini yaitu jenis penilaian portofolio.
            Penialaian portofolio memiliki keunikan yang sama dengan siswa yang membuat portofolio tersebut. Porofolio memberikan siswa pilihan menggunakan gaya belajar mereka sendiri, dan mendorong kesempatan untuk maju. Dengan cara tersebut, portofolio mengaikan pembelajaran dengan hal yang dilakukan orang dalam dunia nyata, dan akibatnya menumbuhkan prestasi akademik yang tinggi (Johson, 2009: 293).
Umumnya portofolio dinilai oleh guru bersama-sama dengan pihak lain di sekolah atau masyarakat luas. Para orangtua memperoleh wawasan dengan menggunakan pedoman penilaian untuk mengevaluasi portofolio yang telah dibuat oleh siswa (Danilson & Abrutyn dalam Johson; 2009: 292).
Penilaian karangan sebagai bentuk portofolio dalam penelitian ini menggunakan beberapa bidang penilaian. Penilaian yang dimaksud sesuai dengan pendapat Iskandarwassid dan Sunendar (2011: 250) sebagai berikut.
a. Kualitas dan ruang lingkup isi.
b. Organisasi dan penyajian isi.
c. Komposisi.
d. Kohesi dan koherensi.
e. Gaya dan bentuk bahasa.
f. Mekanik, tata bahasa, ejaan, tanda baca.
g. Kerapian tulisan dan kebersihan.
h. Respons afektif pengajar terhadap karya tulis.
5. Menulis sebagai Proses
Menurut Suparno dan Yunus (2004: 1.13) menulis sebagai proses merupakan serangkaian aktivitas yang melibatkan beberapa fase. Fase tersebut yaitu fase prapenulisan (persiapan), penulisan (pengembangan isi karangan), dan pascapenulisan (telaah revisi atau penyempurnaan tulisan). Fase-fase tersebut dijabarkan sebagai berikut.
a. Tahap Prapenulisan
Proett dan Gill (dalam Suparno dan Yunus, 2004: 1.15) menjabarkan bahwa fase prapenulisan merupakan fase mencari, menemukan, dan mengingat kembali pengetahuan atau pengalaman yang diperoleh dan diperlukan penulis. Fase prapenulisan terdiri dari beberapa aktivitas sebagai berikut.
1. Menentukan Topik
Aktivitas menentukan topik menurut Suparno dan Yunus (2004: 1.15—1.16) merupakan aktivitas menentukan pokok persoalanatau permasalahan yang menjiwai seluruh karangan. Topik sangat penting dalam penulisan karangan karena topik merupakan persoalan yang menjiwai isi karangan, yang mempertautkan seluruh bagian atau ide karangan menjadi satu keutuhan.
2. Mempertimbangkan Maksud atau Tujuan Penulisan
Tujuan penulisan yang dimaksud yaitu tujuan dari karangan atau teks yang akan diproduksi. Tujuan penulisan ini misalnya menghibur, menginformasikan, mengklsifikasikan atau membuktikan, dan membujuk Suparno dan Yunus (2004: 1.17). Tujuan penulisan perlu diperhatikan selama penulisan agar misi karangan dapat tersampaikan dengan baik. Berdasarkan tujuan penulisan pula genre penulisan akan sangat terpengaruh.
3. Memperhatikan Sasaran Karangan (Pembaca)
Britton (dalam Suparno dan Yunus (2004: 1.18) menyatakan bahwa keberhasilan menulis dipengaruhi oleh ketepatan pemahaman penulis terhadap pembaca tulisannya. Kemampuan ini memungkinkan kita sebagai penulis untuk memilih informasi serta carapenyajian yang tepat.
4. Mengumpulkan Informasi Pendukung
Informasi pendukung berguna untuk mendukung, memperluas, memperdalam, dan memperkaya tulisan. Tanpa pengetahuan dan wawasan yang memadai, maka hasil tulisan akan dangka dan kurang bermakna. Selain itu, mengumpulkan informasi pendukung juga berguna untuk menghindari keusangan informasi atau keumuman informasi yang kita sampaikan sehingga sebenarnya informasi tersebut sudah tidak relevan dengan waktu penulisan (Suparno dan Yunus (2004: 1.18).
5. Mengorganisasikan Ide atau Informasi
            Pengorganisasian idea atau informasi ini sebenarnya dapat dilakukan dengan cara  membuat kerangka karangan atau ragangan. Kerangka karangan adalah rencana kerja yang memuat garis besar karangan yang akan digarap (Keraf, 2004: 149).
Kerangka karangan sangat bermanfaat bagi proses penulisan. Manfaat pertama pembuatan kerangka karangan yaitu menyusun kerangka secara teratur. Pembuatan  kerangka berdasarkan manfaat ini yaitu membantu proses penulisan agar gagasan atau ide dalam tulisan menjadi terarah, memiliki kepaduan, serta disusun atau diperinci secara maksimal (Keraf, 2004: 150—151).
Manfaat selanjutnya yaitu memudahkan penulis menciptakan klimaks yang berbeda-beda. Maksud dari manfaat ini yaitu pembuatan kerangka karangan dapat menuntun pembuatan klimaks dari hasil tulisan kita. Hal ini mengakibatkan pembaca akan tergiring untuk menikmati hasil tulisan kita tahap demi tahap (Keraf, 2004: 150—151).
Manfaat selanjutnya yaitu meghindari penggarapan sebuah topik sampai dua kali atau lebih. Pembahasan sebuah topik tulisan yang berulang hanya akan membuang tenaga, waktu, dan materi. Hal ini belum termasuk dampak selanjutnya yaitu ketika topik tulisan yang telah berulang kali dibahas ini ternyata saling bertantangan dengan gagasan sebelum atau sesudahnya dalam karangan (Keraf, 2004: 150—151).
Manfaat terakhir yaitu penulisan kerangka karangan memudahkan penulis untuk mencari materi pembantu. Maksud manfaat ini yaitu kerangka karangan akan dapat membantu penulis menentukan data atau fakta yang akan digunakan dalam tulisannya. Selain itu, peletakkan data atau fakta tesebut dapat diperinci pula melalui rincian butir-butir yang tersusun  dalam urutan kerangka karangan (Keraf, 2004: 150—151).
2.      Tahap Penulisan 
Pelaksanaan tahap prapenulisan telah selelsai dengan pembuatan kerangka karangan. Tahap selanjutnya yaitu mengembangkan butir-butir ide dalam kerangka karangan serta memanfaatkan bahan-bahan penulisan yang telah terkumpul (Suparno dan Yunus (2004: 1.21—1.22).
Pengembangan tulisan dalam tahap penulisan ini langsung saja disesuaikan dengan jenis teks yang dipilih dalam penelitian ini. Jenis teks eksposisi memiliki struktur tesis, argumen, dan penegasan ulang pendapat. Dalam tahap penulisan ini, bahan tulisan serta urutan penjabaran data atau fakta disesuaikan dengan struktur teks eksposisi sendiri. Apabila pengembangan kerangka karangan telah selesai, maka draft atau buram penulisan pertama telah jadi sebaiknya diperhalus dengan melaksanakan tahapan terakhir yaitu tahap pascapanulisan.
3.      Tahap Pascapenulisan
Fase pascapenulisan merupakan tahap penghalusan dan tahap penyempurnaan buram tulisan yang telah dihasilkan. Kegiatan dalam fase pascapenulisan terdiri atas penyuntingan dan perbaikan (revisi) (Suparno dan Yunus (2004: 1.22—1.23).
Kegiatan penyuntingan diartikan sebagai kegiatan membaca ulang suatu buram karangan dengan maksud untuk merasakan, menilai dan memeriksa baik unrsur mekanik maupun isi karangan. Tujuan penyuntingan yaitu untuk menemukan atau memperoleh informasi tentang unsure-unsur karangan yang perlu disempurnakan (Suparno dan Yunus (2004: 1.22—1.23).
Berdasarkan hasil penyuntingan tersebut maka kegiatan revisi atau perbaikan karangan dilakukan. Kegiatan revisi dapat berupa panambahan, penggentian, penghilangan, pengubahan, atau penyusunan kembali unsur-unsur karangan. Kadar revisi tergantung pada tingkat keperluan. Kadar revisi dapat berupa revisi berat, sedang, atau ringan. Revisi ringan disebabkan oleh kesalahan unsur-unsur mekanik, tetapi revisi berat dapat disebabkan oleh kesalahan urutan gagasan, contoh atau ilustrasi, cara pengembangan, penyampaian penjelasan atau bukti.
6.      Tata Letak Susunan Kelas
Siberman menganjurkan pembelajaran yang menutamakan keaktifan siswa didukung oleh perlengkapan belajar aktif (Mel Siberman, 2013: 35). Satu di antara perlengkapan tersebut yaitu tata-letak susunan kelas. Susunan kelas diatur tata-letaknya agar kegiatan belajar menjadi menyenangkan dan menantang. Hal ini juga untuk menyiasati lingkungan kelas yang dapat mendukung atau malah menghambat proses strategi belajar aktif.
Terdapat banyak pilihan posisi duduk yang dapat ditepkan dalam strategi pembelajaran Kembali Ke Tempat Semula. Tata-letak tersebut di antaranya Bentuk U, Gaya Tim, Meja Konferensi, Lingkaran, Kelompok pada Kelompok, Ruang Kerja, Pengelompokkan Berpencar, Formasi Tanda Pangkat, Ruang Kelas Tradisional, dan Auditorium (Silberman, 2013: 36—41).
Pola yang dipilih pada penelitian ini yaitu Bentuk U. Bentuk ini merupakan formasi serbaguna. Peserta didik dapat menggunakan permukaan meja untuk membaca dan menulis, serta dapat melihat guru atau media visual yang ditampilkan dengan mudah (Silberman, 2013: 36). Berikut gambar Bentuk U pada susunan tata letak siswa pada pembelajaran menulis mandiri pada materi pembelajaran teks eksposisi.
                                               



            Posisi duduk juga dapat ditata menjadi bentuk U yang tampak seperti bentuk setengah lingkaran  berikut (Silberman, 2013: 36).
                                                                       
                                                           
                                                                          











J. Metodologi Penelitian
1. Metode Penelitian
Metodologi yang digunakan dalam penelitian ini yaitu metode penelitian deskriptif dengan pendekatan kuantitatif. Penelitian deskriptif menurut Sugiyono yaitu metode yang dilakukan untuk mengetahui nilai variabel mandiri baik satu variabel atau lebih (independen) tanpa membuat perbandingan maupun menghubungkan antara variabel satu dengan varabel lainnya. Sementara menurut Suryabrata (76: 2013) penelitian deskriptif yaitu penelitian yang dimaksud untuk membuat pencandraan deskripsi mengenai situasi-situasi atau kejadian-kejadian. Sedangkan menurut Hadari Nawawi metode penelitian deskriptif yaitu prosedur pemecahan masalah yang diselidiki dengan menggambarkan atau melukiskan keadaan atau objek penelitian (seseorang, lembaga, masyarakat, dan sebagainya) pada saat sekarang berdasarkan fakta-fakta yang tampak untuk mengungkapkan hal sebagaimana adanya.
Berdasarkan penjabaran teori tersebut dapat disimpulkan bahwa pendekatan deskriptif yaitu penelitian yang mendeskripsikan fakta yang dialami seseorang, lembaga, masyarakat, dan sebagainya untuk menggambarkan keadaan yang sebenarnya terjadi.

31
 
2. Bentuk Penelitian
Bentuk penelitian yang digunakan yaitu bentuk penelitian kuantitatif. Pemilihan bentuk penelitian kuantitatif ini dimaksudkan untuk dapat membantu penghitungan hasil analisis data yang berupa hasil angka. Hasil angka yang dimaksud yaitu hasil kerja mandiri siswa dalam menghasilkan teks eksposisi.
3. Populasi dan Sampel
a. Populasi
Populasi yang akan digunakan dalam penelitian ini yaitu sebanyak tujuh kelas yang ada di Kelas X SMA Negeri 8 Pontianak. Sebanyak empat kelas merupakan kelas MIA (IPA) dan sebanyak tiga kelas sisanya yaitu kelas IIS (IPS).
b. Sampel
Penentuan sampel dalam penelitian ini menggunakan teknik sample random sampling. Cara ini merupakan cara memilih kelompok kontrol dan kelompok eksperimen dengan cara membandingkan nilai rata-rata siswa pada tes yang akan dilaksanakan sebelumnya. Penentuan dua kelompok ini melihat perbandingan hasil belajar dengan selisih atau jarak nilai rata-rata yang tidak terlalu jauh berbeda.


4. Data dan Sumber Data
a. Data
Data dalam penelitian ini yaitu hasil pembelajaran Siswa Kelas X Semester Ganjil di SMA Negeri 8 Pontianak dan sejumlah dokumen perangkat pembelajaran yang berkaitan dengan materi pembelajaran teks eksposisi di kelas X semester gamjil tahun ajaran 2014/2015.
b. Sumber Data
Sumber data dalam penelitian ini yaitu guru mata pelajaran Bahasa Indonesia dan siswa Kelas X semester ganjil di SMA Negeri 8 Pontianak. Guru mata pelajaran marupakan sumber data bagi proses perancangan desain pembelajaran yang sesuai dengan karakteristik siswa. Sedangkan siswa SMA Negeri 8 Pontianak merupakan sumber data yang akan dianalisis hasil pembelajarannya.
5. Teknik dan Alat Pengumpul Data
a. Teknik Pengumpul Data
            Dalam penelitina ini teknik pengumpulan data yang digunakan yaitu teknik komunikasi langsung dan teknik observasi langsung.


b. Alat Pengumpul Data
Alat pengumpul data dalam penelitian ini sebagai berikut.
1.      Pedoman wawancara (wawancara dengan  guru mata pelajaran Bahasa Indonesia).
2.      Lembar Rencana Pelaksanaan Pembelajaran (RPP) yang dibuat guru mata pelajaran bahasa Indonesi kelas X semester gasal.
3.      Lembar Kerja Siswa kelas X semester gasal.
4.      Lembar Penilaian siswa kelas X semester gasal.
5.      Lembar evaluasi hasil siswa kelas VII semester gasal.
6.      Lembar observasi.
6. Tahap Validitas dan Reliabilitias
Varibel luar (extraneous variables) menurut Emzir (2013: 71) dapat memengaruhi performansi variabel terikat dan mengancam validitas suatu eksperimen. Suatu eksperimen dikatakan valid jika hasil yang diperoleh hanya disebabkan oleh variabel bebas yang dimanipulasi, dan hasil tersebut dapat digeneralisasikan pada situasi di luar setting eksperimen. Oleh karena itu, perlu dilakukan tahap validitas terhadap suatu penelitian eksperimen.
Tahap validitas dan reliabilitas yang akan dilakukan dalam penelitian ini menggunakan teknik korelasi product moment dengan rumus simpangan sebagai berikut.
rxy
Keterangan:
x=X-X
y= Y-y
x= skor rata-rata dari X
Y= skor rata-rata dari Y
Tahapan perhitungan uji reliabilitas menggunakan teknik Alpha Cronbach sebagai berikut.
r11 ]
b. Menentukan Nilai Varians Total
Varians total dapat dihitung dengan rumus sebagai berikut.
 = -
Keterangan:
n= Jumlah Sampel
X= nilai skor yang dipila                                                                                              = Varians Total
k= keterangan butir pertanyaan
r11= koofisien reliabilitas instrument














DAFTAR PUSTAKA
Arikunto, Suharsimi. 2002. Prosedur Penelitian. Jakarta: Rineka Cipta.
Bugin, Burhan. 2013. Metodologi Penelitian Kuantitatif. Jakarta: Kencana Prenada Media Group.
Enzir. 2013. Metodologi Penelitian Pendidikan Kuantitatif dan Kualitatif. Jakarta: Raja Grafindo Persada.
Iskandarwassid dan Dadang Sunendar. 2011. Strategi Pembelajaran Bahasa. Bandung: Rosdakarya.
Johnson, B. Elaine. 2009. Contextual Teaching & Learning. Bandung: Kaifa.
Keraf, Gorys. 2004. Komposisi. Semarang: Nusa Indah.
Nurgiyantoro, Burhan. 2010. Penilaian Pembelajaran Bahasa Berbasis Kompetensi. Yogyakarta: BPFE-Yogyakarta.
Silberman, Melvin. 2013. Active Learning 101 Cara Belajar Siswa Aktif. Bandung: Nuansa Cendekia.
Sugiyono. 2013. Metode Penelitian Pendidikan. Bandung: Alfabeta.
Suparno dan Muhammad Yunus. 2004. Keterampilan Dasar Menulis. Universitas Terbuka.
 

1 komentar:

  1. assalamualaikum kak, trimakasi postingannya sangat bermanfaat.
    oia, saya fina, mahasiswa Universitas negeri medan, smster 8 stambuk 2012.
    saya sedang mencari judul skripsi yg tepat, saya berniat untuk membuat penelitian mengenai teks eksposisi juga.
    oia kak, penelitian kakak ini termasuk ke dlm brp variabel ya kak?
    mohon balasannya ya kak :)

    BalasHapus

Powered By Blogger