PROPOSAL PENELITIAN
A. Judul
Pengaruh Penerapan Pendekatan Proses Terhadap
Kelengkapan Struktur, Kaidah Penulisan,
dan Ciri-ciri Kebahasaan Teks Eksposisi Siswa Kelas X SMA Negeri 8 Pontianak
Semester Ganjil Tahun Ajaran 2014-2015
B. Latar
Belakang
Menulis teks eksposisi merupakan upaya menuliskan pemaparan
sejumlah fakta disertai argumen penulis dengan tujuan agar pembaca mendapat
pemaparan mengenai suatu topik penulisan tertentu. Untuk mampu menulis teks
eksposisi seseorang harus mampu menentukan pernyataan umum yang akan menjadi
dasar pengembangan penulisan yang disertai sejumlah argumen penulis sendiri.
Selain itu, argumen penulis juga harus disusun atau ditulis secara runtut agar
pembaca dapat memahami pemaparan penulis dalam teks eksposisi yang
diproduksinya. Dengan kelengkapan di atas, teks eksposisi yang akan dihasilkan
akan baik dari segi kaidah maupun struktur kelengkapan teks dan pada akhirnya
dapat memberikan suatu pemaparan yang dapat dimengerti serta dipahami oleh pembaca.
|
|
Terlepas dari
manfaat teks eksposisi tersebut, teks ini memiliki sejumlah struktur teks yang
mampu menunjang efektifitas pesan yang akan disampaikan penulis. Struktur teks
eksposisi yang dimaksud di antaranya tesis, argumen, dan bagian struktur
terakhir yaitu penegasan ulang pendapat. Tesis merupakan bagian yang
mengindikasikan awal persoalan atau isu yang ingin dibahas. Argumen merupakan
kecondongan sudut pandang penulis terhadap suatu isu yang diangkat dalam
tulisan yang diproduksinya sendiri. Selanjutnya penegasan ulang pendapat
merupakan kesimpulan dari sejumlah analisis opini penulis.
Berdasarkan ketiga struktur tersebut, selain ketepatan
fakta, terdapat struktur yang sangat berpengaruh pada keberhasilan komunikasi tulis
menggunakan jenis teks eksposisi. Struktur yang dimaksud yaitu argumen. Argumen
merupakan sudut pandang penulis yang dapat memberikan pemaparan kepada pembaca.
Keberhasilan teks eksposisi ini sangat bergantung pada keluwesan gagasan
argumen yang akan disampaikan penulis.
Melalaui keberhasilan pemaran argumen pembaca akan digiring untuk memahami
bahkan menerima penjelasan mengenai suatu isu atau permasalahan yang diangkat
dalam penulisan dipadang dari sudut pandang penulis teks eksposisi. Oleh karena
itu, tanpa melupakan bagain struktur teks lainnya, pengembangan argumen harus
dimaksimalkan agar teks eksposisi yang dihasilkan dapat memberikan penjelasan
yang cukup bagi para pembaca.
Apabila dikaitkan dengan pembelajaran di sekolah, teks
eksposisi merupakan teks yang terakhir diajarkan pada pembelajaran semester
pertama di Kelas X. Terdapat dua teks sebelumnyya yang diajarkan dalam
pembelajaran saat semester gasal. Dua teks tersebut yaitu teks laporan hasil observasi,
dan teks prosedur kompleks. Setelah pelaksanaan pembelajaran dua teks ini
berulah teks eksposisi diajarkan sebagai penutup materi pembelajaran semester
gasal.
Dibandingkan dengan dua teks yang diajarkan
sebelumnya, teks eksposisi merupakan teks yang dinilai peneliti merupakan teks
yang memiliki pengembangan yang paling rumit. Penilaian ini didasarkan pada penerapan
argumen dalam teks eksposisi. Teks laporan hasil observasi hanya menjabarkan
lingkungan yang telah diamati siswa. Berbeda dengan teks laporan hasil
observasi, teks prosedur kompleks lebih menekankan ketepatan urutan
langkah-langkah dalam pelaksanaan suatu topik tertentu. Kedua teks sebelumnya
tidak menuntut penjabaran argumen pribadi siswa sebagai penulis terhadap suatu
isu atau permasalahan. Opini atau argumen ini bahkan akan menempatkan siswa
pada suatu sudut pandang yang akan berpengaruh pada hasil tulisan mereka
walaupun isu atau permasalahan yang diangkat dalam penulisan di kelas sama.
Berdasarkan hal ini, tidak salah apabila panilaian terhadap teks ini ditentukan
dari kecakapan pengolahan argumen siswa karena pengolahan argumen merupakan ciri
teks eksposisi yang tidak terdapat pada dua teks sebelumnya.
Teks-teks yang telah dijabarkan di atas merupakan materi
pembelajaran yang diajarkan menggunakan Kurikulum 2013. Kurikukum ini kini telah
malaui pelaksanaan tahun kedua. Pada tahun ajaran 2013/2014 Kurikulum 2013
hanya diterapkan pada beberapa sekolah pilihan. Pada tahun 2014 ini, kurikulum
ini telah dilaksanakan di banyak satuan
pendidikan tingkat SMA atau SMP di Pontianak.
Khusus bagi pelajaran Bahasa Indonesia, pelaksanaan
kurikulum ini juga memiliki dampak bagi proses maupun hasil pembelajaran. Siswa
harus menempuh proses penilaian autentik serta sejumlah rubrik penilaian sikap
sebagai hasil atau evaluasi diri siswa. Sementara itu, dalam proses
pembelajaran, siswa dibiasakan untuk menalar, aktif menanyakan, memproduksi dan
menyunting teks secara berkelompok, memproduksi teks secara mandiri dan tahap
terakhir yaitu mengonversi sebuat subtema teks menjadi bagian pembelajaran yang
lain.
Berdasarkan penjabaran di atas, sebenarnya mata
pelejaran Bahasa Indonesia dalam Kurikulum 2013 merupakan pembelajaran berbasis
teks yang menegedepankan kompetensi siswa. Beragam teks yang akan diajarkan
sebagai materi pembelajaran dimodelkan terlebih dahulu. Tahap pembelajaran selanjutnya
mengenai pengenalan struktur maupun ciri-ciri kebahasaan berlangsung dengan
menggunakan media teks yang sama. Tidak mengherankan jika dalam pembahasan satu
jenis teks saja, dapat dipelajari empat sampai lima teks dengan judul berbeda yang
pada akhir pembelajaran mengharapkan produksi sebuah teks tersebut secara
mandiri dari siswa agar kemampuan menulis mereka dapat dilnilai secara
autentik.
Sesuai dengan tuntutan Kurikulum 2013 ini, siswa
diharapkan dapat berkomunikasi secara lisan dan tulisan secara seimbang.
Kegiatan komunikasi siswa dapat diamati melalui kegiatan diskusi, tanya jawab,
presentasi dan kegiatan dalam mengonversi teks yang lain. Sementara itu dalam
komunikasi tulis siswa dikondisikan untuk secara bertahap mengenali teks yang
dijadikan materi pembelajaran sampai dengan tahap produksi teks secara mendiri.
Untuk itu, kemampuan tulisan siswa sangat diharapkan terasah dengan produksi
teks yang secara mendiri tersebut. Keterampilan dasar anak dalam bidang menulis
khususnya, sangat berpengaruh terhadap keberhasilan mereka dalam menempuh mata pelajaran
Bahasa Indonesia yang berbasis teks ini.
Untuk memenuhi tuntutan kurikulum khususnya dalam bidang tulisan, sangat
penting untuk membekali siswa dengan pemahaman mengenai menulis yang merupakan
sebuah proses. Proses ini sama saja untuk setiap teks yang diajarkan. Apapun
teks yang diproduksi, asalkan siswa telah memiliki dasar kemampuan tulis yang
baik, mereka akan mampu mengikuti pelajaran dan juga menghasilkan tulisan yang
padu dan baik sesuai dengan ciri khas masing-masing teks yang diajarkan. Mealui
tahap penulisan yang sesuai dengan proses, hasil tulisan siswa akan baik dan
siswa juga terlatih untuk menulis yang merupakan tahap yang paling membutuhkan
persiapan dalam penerapan empat keterampilan
berbahasa di sekolah.
Pilihan penerapan pendekatan proses dalam menulis
tersebut dikarenakan menulis sesungguhnya bukanlah keterampilan instan yang
dimiliki seorang manusia. Menulis merupakan tahap yang kompleks. Tahap kompleks
menulis ini sangat berkaitan dengan penguasaan empat keterapilan berbabahasa
yang lain yaitu menyimak, membaca, dan berbicara. Hasil tulisan siswa akan
berhubungan dengan kecukupan referensi yang dimiliki siswa. Referensi tulisan
dapat diperoleh dari proses membaca, menyimak atau mencari bahan pembelajaran
dengan aktif melalui media internet. Oleh sebab itu, menulis sebaiknya dilalui dengan
pendekatan proses dasar ini agar menulis menjadi kegiatan yang tidak lagi
dirasa sangat sulit.
Sesuai dengan yang dijelaskan bahwa menulis merupakan
sebuah proses, maka kelas yang dipilih dalam rencana penelitian ini yaitu Kelas
X. Kelas X merupakan kelas yang diisi siswa baru yang merupakan siswa yang
menggunakan Kurikulum KTSP. Untuk dapat melalui kurikulum bebasis teks beserta
tuntutan produksi teks mandiri, maka sangat penting bagi siswa untuk menerapkan
proses menulis sebagai sebuah proses yang saling berkaitan antara proses yang
satu dengan proses yang lain guna keefektifan hasil tulisan. Proses menulis yang
terdiri dari tahap pra penulisan, tahap penulisan serta tahap pasca penulisan sebaiknya
dikuasai, diketahui dan dilaksanakan dalam proses penulisan karena pada semester
dan kelas selanjutnya. Hal ini dikarenakan siswa akan belajar menggunakan jenis-jenis
teks yang memiliki beragam ciri kebahasaan dan juga struktur penulisan teks.
C. Masalah Penelitian
Berdasarkan
penjabaran dalam latar belakang maka masalah dalam penelitian ini yaitu
bagaimanakah pengaruh penerapan proses
penulisan terhadap kelengakapan struktur dan kaidah tes eksposisi siswa Kelas X
SMA Negeri 8 Pontianak tahun ajaran 2014/2015?
Masalah penelitian yang masih bersifat umum tersebut dijabarkan dalam beberapa
submasalah. Submasalah tersebut sebagai berikut.
1. Bagaimanakah hasil belajar sebelum penerapan pendekatan proses menulis efektif
pada pembelajaran teks eksposisi siswa Kelas X SMA Negeri 8 Pontianak tahun
ajaran 2014/2015?
2. Bagaimanakah hasil belajar sesudah penerapan pendekatan proses
pada pembelajaran teks eksposisi siswa Kelas X SMA Negeri 8 Pontianak tahun
ajaran 2014/2015?
3. Bagaimanakah pengaruh penerapan pendekatan proses terhadap hasil
pembelajaran teks eksposisi siswa Kelas X SMA Negeri 8 Pontianak tahun ajaran
2014/2015?
D. Tujuan
Pembelajaran
Tujuan
umum penelitian ini yaitu mendeskripsikan
pengaruh penerapan proses penulisan terhadap hasil tulisan siswa dalam teks
eksposisi. Tujuan khusus penelitian ini dijabarkan
sebagai berikut.
1.
Pendeskripsian hasil belajar sebelum penerapan pendekatan proses pada pembelajaran teks
eksposisi siswa kelas X MIA SMA Negeri 8 Pontianak tahun ajaran 2014/2015.
2.
Pendeskripsian hasil belajar sesudah penerapan pendekatan proses pada pembelajaran teks
eksposisi siswa kelas X MIA SMA Negeri 8 Pontianak tahun ajaran 2014/2015.
3.
Pendeskripsian pengaruh penerapan pendekatan proses menulis efektif
pada pembelajaran teks eksposisi siswa kelas X MIA SMA Negeri 8 Pontianak tahun
ajaran 2014/2015.
E. Manfaat Penelitian
Manfaat
penelitian ini dibagi menjadi beberapa bagian sebagai berikut.
1. Manfaat
Teoretis
8
|
2. Manfaat
Praktis
Penelitian
ini memiliki beberapa manfaat praktis sebagai berikut.
a. Bagi
Siswa
Pembelajaran menulis sangat penting bagi proses
pembelajaran menggunakan kurikulum yang berbasis teks. Dengan pelatihan yang
dibiasakan ini diharapkan siswa dapat mengembangkan kemampuan menulisnya secara
mandiri. Hal ini sangat penting guna menunjang hasil tulisan siswa yang pada
akhirnya merasakan penilaian autentik dalam pelaksanaan Kurikulum 2013.
b. Bagi
Guru
Melalui
penelitian ini diharapkan dapat
membantu guru dalam melaksanakan penilaian portofolio siswa. Selain itu,
pelaksanaan proses menulis ini dapat membantu guru mengarahkan siswa dalam
proses menulis efektif sehingga hasil belajar siswa dapat memuaskan.
c.
Bagi Sekolah
Penelitian
ini diharapkan dapat menjadi panduan
pelatihan menulis bagi siswa. Sangat banyak kegiatan atau lomba penulisan untuk
tingkat Sekolah Menengah Pertama (SMA)/Sederajat yang melibatkan siswa. Hasil
penelitian ini dapat diterapkan bagi siswa yang akan mengikuti berbagai
kegiatan tersebut. Pada akhirnya hal ini akan meningkatkan prestasi sekolah
dalam berbagai kegiatan yang melibatkan siswa secara akademik.
d. Bagi
Peneliti
Bagi
peneliti hasil penelitian ini dapat
menjadi media penerapan hasil belajar yang selama ini diperoleh pada saat
perkuliahan. Hasil penelitian ini juga diharapkan dapat menjadi proses belajar
bagi penelitian yang berkaitan dengan penelitian pembelajaran di sekolah.
F. Penjelasan
Istilah
Judul penelitian ini memiliki beberapa istilah yang
perlu dibatasi pemaknaannya. Batasan pemaknaan ini untuk menghindari salah
tafsir dan salah pengertian dari berbagai pihak. Oleh sebab itu, istilah dalam
penelitian ini akan dijelaskan berikut ini.
1. Pendekatan proses, yang dimaksud dengan pendekatan
proses dalam penelitian ini yaitu pendekatan pembelajaran yang menekankan pada
proses belajar, aktivitas dan kreatifitas peserta didik dalam memperoleh
pengetahuan, keterampilan, nilai dan sikap, serta menerapkannya dalam kehidupan
sehari-hari.
2. Menulis sebagai proses yang akan diterapkan dalam
penelitian ini yaitu proses menulis yang terdiri dari tahap pra penulisan,
tahap penulisan, dan tahap pasca penulisan dan ketiga tahap tersebut selalu
berkaitan antara satu tahap dengan tahap lainnya.
3. Pengaruh, dalam penelitian ini pengaruh yang
dimaksud yaitu selisih hasil belajar siswa terhadap produksi secara mandiri
teks eksposisi pada kelompok kontrol dan kelompok eksperimen.
4. Teks eksposisi, teks eksposisi dalam penelitian ini
dimaksudkan sebagai teks yang bertujuan memberikan penguraian, penerangan, dan
pemberitahuan mengenai suatu hal kepada pembaca.
Berdasarkan penjelasan di atas, pengaruh penerapan
pendekatan proses dalam menulis yang dimaksudkan dalam penelitian ini yaitu
perbedaan hasil belajar penulisan teks eksposisi siswa Kelas X SMA Negeri 8
pada kelompok yang mendapat perlakuan berupa pendekatan proses menulis dan
kelompok yang tidak mendapat perlakuan berupa pendekatan proses menulis.
G. Hipotesis
Hipotesis penelitian adalah suatu kesimpulan penelitian yang masih belum
sempurna sehingga perlu disempurnakan dengan membuktikan kebenaran hipotesis
itu melalui penelitian (Bugin, 2006: 85). Pendapat ini sejalan dengan pendapat
Sugiyono (2013: 96) bahwa hipotesis penelitian merupakan jawaban sementara
terhadap rumusan penelitian karena jawaban sementara tersebut baru didasarkan
pada teori yang relevan, belum berdasarkan pada fakta-fakta empiris yang
diperoleh melalui pengumpulan data. Berdasarkan uraian di atas dapat
disimpulkan bahwa hipotesis penelitian yaitu jawaban sementara terhadap suatu
fenomena yang harus dibuktikan melalui penelitian guna menyelaraskan teori dan
fakta-fakta di lapangan. Hipotesis dalam penelitian ini berkaitan dengan hasil
akhir tulisan siswa yang merupakan tugas mandiri dalam memproduksi teks
eksposisi.
Menurut Arikunto (2012: 112) terdapat dua hipotesis dalam penelitian,
hipotesis tersebut yaitu hipotesis kerja atau hipotesis alternatif dan
hipotesis nol. Hipotesis nol (Ho) adalah hipotesis yang diuji dengan statistik.
Sebaliknya hipotesis altenatif (Ha) dapat langsung dirumuskan apabila ternyata
pada suatu penelitian, hipotesis nol ditolak.
Berdasarkan penjelasan mengenai hipotesis tersebut, maka hipotesis yang
akan terjadi dalam penelitian ini sebagai berikut.
1. Ha: terdapat perbedaan hasil belajar sebelum
penerapan proses menulis efektif pada pembelajaran teks eksposisi siswa kelas X
MIA SMA Negeri 8 Pontianak tahun ajaran 2014/2015.
2. Ha: terdapat perbedaan hasil belajar sesudah
penerapan proses menulis efektif pada pembelajaran teks eksposisi siswa kelas X
MIA SMA Negeri 8 Pontianak tahun ajaran 2014/2015.
3. Ho: tidak terdapat perbedaan hasil belajar sebelum
penerapan proses menulis efektif pada pembelajaran teks eksposisi siswa kelas X
MIA SMA Negeri 8 Pontianak tahun ajaran 2014/2015.
4. Ho: tidak terdapat perbedaan hasil belajar sesudah
penerapan proses menulis efektif pada pembelajaran teks eksposisi siswa kelas X
MIA SMA Negeri 8 Pontianak tahun ajaran 2014/2015.
H. Ruang Lingkup
Penelitian
Penelitian
ini memiliki sejumlah ruang lingkup sebagai berikut.
1. Aktivitas belajar dalam
pembelajaran menulis teks eksposisi pada siswa Kelas X
SMA Negeri 8 Pontianak tahun ajaran 2014/2015 menggunakan pendekatan proses.
2. Pengaruh hasil belajar dalam
pembelajaran menulis teks eksposisi pada siswa Kelas X
SMA Negeri 8 Pontianak tahun ajaran 2014/2015 menggunakan pendekatan proses.
I. Kerangka Teori
1. Teks Eksposisi
Karangan
eksposisi yaitu karangan yang ditulis dengan maksud untuk memperjelas suatu
pembahasan yang dipaparkan oleh penulis. Menurut Gorys keraf, eksposisi adalah
suatu bentuk wacana yang berusaha menguraikan suatu objek sehingga memperluas
pandangan atau pengetahuan pembaca. Wacana
ini digunakan untuk menjelaskan wujud dan hakikat suatu objek.
Isinya ditulis dengan tujuan untuk
menjelaskan atau memberikan pengertian dengan gaya penulisan yang singkat,
akurat, informatif, objektif, logis, dan padat. Jadi karangan eksposisi
bertujuan menjelaskan, menerangkan sesuatu, atau memberikan informasi kepada
pembaca sehimgga pembaca memperoleh informasi sejelas-jelasnya.
Paragraf
eksposisi merupakan karangan yang bertujuan untuk menginformasikan tentang
sesuatu sehingga memperluas pengetahuan pembaca. Karangan eksposisi bersifat
ilmiah/nonfiksi. Sumber karangan ini dapat diperoleh dari hasil pengamatan,
penelitian atau pengalaman.
Menulis
eksposisi harus disertai oleh data faktual, yaitu suatu kondisi yang
benar-benar terjadi, ada dan dapat bersifat historis tentang bagaimana suatu
alat bekerja bagaimana suatu peristiwa terjadi, dan sebagainya. Karangan eksposisi
bersifat ilmiah atau nonfiksi. Sumber karangan ini dapat diperoleh dari hasil
pengamatan, penelitian, atau pengalaman. Dalam karangan ini pengarang lebih
menjelaskan maksud dari topiknya itu, dengan menyertakan bukti-bukti yang
konkret sebagai penunjang dari pembahasan itu.
a. Jenis
Paragraf Eksposisi
Ada
beberapa jenis paragraf eksposisi. Jenis-jenis paragraf tersebut akan
dijelaskan dalam penjelasan sebagai berikut.
1. Eksposisi
berita adalah karangan yang berisi
pemberitaan mengenai suatu
kejadian.
Jenis ini banyak ditemukan pada surat kabar.
2. Eksposisi
ilustrasi adalah karangan yang
pengembangannya menggunakan gambaran sederhana atau bentuk konkret dari
suatu ide. Mengilustrasikan sesuatu dengan sesuatu yang lain yang memiliki
kesamaan atau kemiripan sifat.Biasanya menggunakan frase penghubung”seperti
ilustrasi berikut ini,dapat diilustrasikan seperti, seperti, bagaikan.
3. Eksposisi
proses adalah karangan yang sering ditemukan dalam buku-buku petunjuk
pembuatan, penggunaan, atau cara-cara tertentu.
4. Eksposisi
perbandingan adalah karangan yang sering ditemukan dalam buku-buku petunjuk
pembuatan,penggunaan,atau cara-cara tertentu.
5. Eksposisi
Pertentangan adalah karangan yang berisi pertentangan antara sesuatu dengan
sesuatu yang lain. Frase penghubung yang biasa digunakan adalah “akan tetapi, meskipun
begitu, dan sebaliknya.”
6. Eksposisi
definisi adalah karangan yang memfokuskan pada kareteristik sesuatu itu.
7. Eksposisi
analisis adalah karangan yang memisah-misah suatu masalah dari suatu gagasan
utama menjadi beberapa subbagian, kemudian masing-masing dikembangkan secara
berurutan.
8. Ekasposisi
klasifikasi adalah karangan yang membagi sesuatu dan mengelompokkan ke dalam beberapa kategori.
b. Langkah-langkah
Penulisan Karangan Eksposisi
1. Menentukan tema
paparan.
2. Menentukan tujuan
karangan setelah kita topik yang akan dipaparkan nanti, kita harus,
memilikitujuan yang nantinya akan memberikan penjelasan dan pemahaman kepada
pembaca.
3. Memilih data yang
sesuai dengan tema.
4. Membuat kerangka
karangan sebelum pembuatan karangan eksposisi terlebih dahulu kita membuat
karangannya secara lengkap dan sistematis.
5. Mengembangkan kerangaka
menjadi karangan.
c. Ciri-ciri Paragraf
Eksposisi
Karangan
eksposisi merupakan karangan yang memiliki tujuan untuk memberikan informasi
kepada pembacanya. Dalam hal ini karangan eksposisi memiliki ciri-ciri dan di
sini kita akan memaparkan beberapa ciri-ciri karangan eksposisi dari beberapa
ahli. Menurut Aceng Hasani (2005: 31) ciri-ciri karangan eksposisi sebagai
berikut.
1. Penjelasannya bersifat
informatif.
2. Pembahasan masalahnya
bersifat objektif.
3. Penjelasannya
disertakan dengan bukti-bukti yang konkret (tidak mengada-ada).
4. Pembahasannya bersifat
logis atau sesuai dengan penalaran.
Sementara
itu menurut Gorys Keraf (1984:4) ciri-ciri karangan eksposisi sebagai berikut.
1. Tujuan maupun gaya
panulisannya bersifat informatif.
2. Keputusan bersifat
objektif
3. Bahasa dalam pembahasannya bersifat logis.
2.
Pendekatan Proses
Pendekatan keterampilan proses dapat diartikan sebagai
wawasan atau anutan pengembangan keterampilan-keterampilan intelektual, sosial
dan fisik yang bersumber dari kemampuan- kemampuan mendasar yang prinsipnya
telah ada dalam diri siswa (Depdikbud, dalam Moedjiono, 1992/1993 : 14).
Pendekatan Keterampilan Proses (PKP) adalah suatu
pendekatan pembelajaran yang menekankan kepada proses belajar siswa (learn how to learn). PKP adalah pendekatan
pembelajaran yang melibatkan aspek intelektual, sosial, emosional, maupun aspek
fisik siswa secara optimal yang bersumber dari kemampuan dasar yang telah ada
pada siswa.
Melalui PKP siswa belajar mengamati, mengklasifikasi,
mengkomunikasikan, mengukur, memprediksi, bereksperimen, menemukan, dan
menyimpulkan. Pengembangan aspek-aspek PKP dalam pembelajaran selaras dengan
filsafat konstruktivisme karena siswa berproses untuk menemukan sendiri dan
membangun pemahaman pengetahuannya.
Pendekatan ini merupakan suatu pendekatan yang
didasarkan atas suatu pengamatan, proses-proses ini dijabarkan dari pengamatan
terhadap apa yang dilakukan oleh seorang guru disebut pendekatan keterampilan
proses. Dalam ketrampilan proses ini guru diharapkan bisa memaksimalkan perannya,
diupayakan agar siswa terlibat langsung dan aktif. Sehingga siswa dapat mencari
dan menemukan konsep serta prinsip berdasar dari pengalaman yang dilakukannya.
a. Kelebihan Pendekatan keterampilan proses.
1. Merangsang ingin tahu dan mengembangkan sikap
ilmiah siswa,
2. Siswa akan aktif dalam pembelajaran dan mengalami
sendiri proses mendapatkan konsep,
3. Pemahaman siswa lebih mantap (Karsa dan Eddy,
1993),
4. Siswa terlibat langsung dengan objek nyata sehingga
dapat mempermudah pemahaman siswa terhadap materi pelajaran,
5. Siswa menemukan sendiri konsep-konsep yang
dipelajari,
6. Melatih siswa untuk berpikir lebih kritis,
7. Melatih siswa untuk bertanya dan terlibat lebih
aktif dalam pembelajaran,
8. mendorong siswa untuk menemukan konsep-konsep baru,
9. memberi kesempatan kepada siswa untuk belajar
menggunakan metode ilmiah.
b. Kekurangan Pendekatan Ketrampilan Proses.
1. Membutuhkan waktu yang relatif lama untuk
melakukannya.
2. Jumlah siswa dalam kelas harus relatif kecil,
karena setiap siswa memerlukan perhatian dari guru.
3. Memerlukan perencanaan dengan teliti.
4. Sulit membuat siswa turut aktif secara merata
selama proses berlangsungnya pembelajaran.
3. Pembelajaran Mandiri
Pendekatan proses yang telah dijabarkan sebelumnya
memiliki keterkaitan dengan pembelajaran mandiri dari sudut pandang
pembelajaran kontekstual (Contextual
Teaching and Learning). Pembelajaran yang mengutamakan kemandirian siswa
mengutamakan pengamatan aktif dan mandiri (Johnson, 2009: 149). Proses belajar
mandiri juga sangat mengutamakan proses pembelajaran karena pembelajaran
mandiri memberi kebebasan kepada siswa untuk menemukan kehidupan akademik yang
sesuai dengan kehidupan siswa sendiri sehari-hari (Johnson, 2009: 151).
Pembelajaran mendiri akan dapat terlaksana apabila
terdapat suatu proses yang diterapkan dalam pembelajaran di kelas. Proses
pembelajaran mendiri tersebut menurut Johson (2009: 172—175) sebagai berikut.
a. Siswa Mandiri Menetapkan Tujuan
Tujuan
yang dimaksud dalam penetapan tujuan ini yaitu pilihan siswa terhadap tujuan
siswa sendiri mengikuti pembelajaran yang berlangsung. Pembelajaran yang
diikuti siswa sebaiknya bermakna bagi dirinya atau orang lain. Saat siswa mampu
menemukan tujuan yang berarti dalam kehidupan sehari-hari, proses pembelajaran
yang diikuti siswa tersebut akan membantu siswa dalam mencapai standar akademik
yang tinggi.
b. Siswa Mandiri Membuat Rencana
Rencana
yang dimaksud yaitu rencana yang dibuat siswa demi mencapai tujuan yang
diinginkan siswa tersebut. Tujuan yang dimaksud pada pembelajaran ini yaitu
peningkatan hasil belajar, maka rencana yang diterapkan yaitu rencana untuk
mengembangkan suatu proyek penulisan dengan cara berpikir kritis dan kreatif.
c. Siswa Mandiri Mengikuti Rencana dan Mengukur
Kemajuan Diri
Dalam
proses ini, siswa memperbaiki kesalahan atau membuat berbagai perubahan yang
perlu dilakukan. Selama proses belajar berlangsung maka siswa terus
mengevaluasi tingkat keberhasilan rencana yang telah dibuat.
d. Siswa Mandiri Membuat Hasil Akhir
Hasil
akhir dari pembelajaran ini diharapkan berupa portofolio yang memungkinkan
penilaian autentik terlaksana.
e. Siswa yang Mandiri Menunjukkan Kecakapan Melalui
Penilaian Autentik
Dengan
menggunakan standar nilai dan petunjuk penilaian untuk menilai portofolio,
jurnal, presentasi, dan penampilan siswa, guru dapat memperkirakan tingkat
pencapaian akademik yang telah dicapai oleh siswa. Penilaian ini juga berfungsi
sebagai petunjuk bagi guru dalam menilai ketercapaian proses pembalajaran dan
tingkat pembelajaran yang telah dikuasai oleh siswa.
4. Penilaian Autentik
Menurut Nurgiyantoro (2010: 445), portofolio menunjuk
pada sekumpulan karya, yang dalam hal ini adalah hasil karya peserta didik
(siswa). Satu di antara tujuan peilaian portofolio yaitu untuk menunjukkan
kemajuan belajar siswa dari awal hingga akhir pembelajaran. Dengan begitu, guru
dapat membandingkan hasil karya siswa yang dibuat di awal pembelajaran dan di
akhir pembelajaran.
Penilaian autentik memberi kesempatan kepada siswa
untuk menunjukkan kemampuan terbaik mereka sambil menunjukkan hal yang telah
mereka pelajari (Johson, 2009: 288—289). Penilaian autentik berfokus pada
tujuan, melibatkan pembelajaran secara langsung, mengharuskan membangun
keterkaitan dan kerja sama, dan menanamkan tingkat berpikir yang lebih tinggi.
Berdasarkan fokus penilaian tersebut, maka siswa dapat
menunjukkan penguasaan terhadap tujuan pembelajaran dan kedalaman pemahaman
mereka, dan pada saat yang bersamaan meningkatkan pengetahuan dan menemukan
cara memperbaiki diri. Penilaian autentik mengajak para siswa untuk menggunakan
pngetahuan akademik dalam konteks dunia nyata untuk tujuan yang bermakna.
Penilaian autentik memiliki sejumlah keuntungan
seperti yang talah diungkapkan oleh Newmann & Wehlange (dalam Jonhson 2009:
289—290) berikut:
a. mengungkapkan secara totalpemahaman materi akademik
siswa,
b. mengungkapkan dan memperkuat penguasaan kompetensi
siswa seperti mengumpulkan informasi, menggunakan sumber daya, menangani
tekologi, dan berpikir secara sistematis,
c. menghubungkan pembelajaran dengan pengalaman siswa
sendiri, dunia siswa, dan masyarakat luas,
d. mempertajam keahlian berpikir dalam tingkatan yang
lebih tinggi saat siswa menganalisis, memadukan, mengidentifikasi masalah,
menciptakan solusi, dan mengikuti hubungan sebab-akibat,
e. menerima tanggung jawab dan membuat pilihan,
f. berhubungan dan bekerja sama dengan orang lain
dalam mengerjakan tugas,
g. belajar mengevaluasi tingkat prestasi sendiri.
Penilaian
autentik pada umumnya mengenali empat jenis penilaian. Penilaian tersebut yaitu
portofolio, pengukuran kinerja, proyek, dan jawaban tertulis secara lengkap
(Johson, 2009: 290). Penilaian autentik yang akan digunakan dalam penelitian
ini yaitu jenis penilaian portofolio.
Penialaian
portofolio memiliki keunikan yang sama dengan siswa yang membuat portofolio
tersebut. Porofolio memberikan siswa pilihan menggunakan gaya belajar mereka
sendiri, dan mendorong kesempatan untuk maju. Dengan cara tersebut, portofolio
mengaikan pembelajaran dengan hal yang dilakukan orang dalam dunia nyata, dan
akibatnya menumbuhkan prestasi akademik yang tinggi (Johson, 2009: 293).
Umumnya portofolio dinilai oleh guru bersama-sama
dengan pihak lain di sekolah atau masyarakat luas. Para orangtua memperoleh
wawasan dengan menggunakan pedoman penilaian untuk mengevaluasi portofolio yang
telah dibuat oleh siswa (Danilson & Abrutyn dalam Johson; 2009: 292).
Penilaian karangan sebagai bentuk portofolio dalam
penelitian ini menggunakan beberapa bidang penilaian. Penilaian yang dimaksud
sesuai dengan pendapat Iskandarwassid dan Sunendar (2011: 250) sebagai berikut.
a. Kualitas dan ruang lingkup isi.
b. Organisasi dan penyajian isi.
c. Komposisi.
d. Kohesi dan koherensi.
e. Gaya dan bentuk bahasa.
f. Mekanik, tata bahasa, ejaan, tanda baca.
g. Kerapian tulisan dan kebersihan.
h. Respons afektif pengajar terhadap karya tulis.
5. Menulis sebagai Proses
Menurut Suparno dan Yunus (2004: 1.13) menulis sebagai
proses merupakan serangkaian aktivitas yang melibatkan beberapa fase. Fase
tersebut yaitu fase prapenulisan (persiapan), penulisan (pengembangan isi
karangan), dan pascapenulisan (telaah revisi atau penyempurnaan tulisan).
Fase-fase tersebut dijabarkan sebagai berikut.
a. Tahap Prapenulisan
Proett dan Gill (dalam Suparno dan Yunus, 2004: 1.15)
menjabarkan bahwa fase prapenulisan merupakan fase mencari, menemukan, dan
mengingat kembali pengetahuan atau pengalaman yang diperoleh dan diperlukan
penulis. Fase prapenulisan terdiri dari beberapa aktivitas sebagai berikut.
1. Menentukan Topik
Aktivitas menentukan topik menurut Suparno dan Yunus
(2004: 1.15—1.16) merupakan aktivitas menentukan pokok persoalanatau
permasalahan yang menjiwai seluruh karangan. Topik sangat penting dalam
penulisan karangan karena topik merupakan persoalan yang menjiwai isi karangan,
yang mempertautkan seluruh bagian atau ide karangan menjadi satu keutuhan.
2. Mempertimbangkan Maksud atau Tujuan Penulisan
Tujuan
penulisan yang dimaksud yaitu tujuan dari karangan atau teks yang akan
diproduksi. Tujuan penulisan ini misalnya menghibur, menginformasikan,
mengklsifikasikan atau membuktikan, dan membujuk Suparno dan Yunus (2004:
1.17). Tujuan penulisan perlu diperhatikan selama penulisan agar misi karangan
dapat tersampaikan dengan baik. Berdasarkan tujuan penulisan pula genre
penulisan akan sangat terpengaruh.
3. Memperhatikan Sasaran Karangan (Pembaca)
Britton (dalam Suparno dan Yunus (2004: 1.18)
menyatakan bahwa keberhasilan menulis dipengaruhi oleh ketepatan pemahaman
penulis terhadap pembaca tulisannya. Kemampuan ini memungkinkan kita sebagai
penulis untuk memilih informasi serta carapenyajian yang tepat.
4. Mengumpulkan Informasi Pendukung
Informasi pendukung berguna untuk mendukung,
memperluas, memperdalam, dan memperkaya tulisan. Tanpa pengetahuan dan wawasan
yang memadai, maka hasil tulisan akan dangka dan kurang bermakna. Selain itu,
mengumpulkan informasi pendukung juga berguna untuk menghindari keusangan
informasi atau keumuman informasi yang kita sampaikan sehingga sebenarnya
informasi tersebut sudah tidak relevan dengan waktu penulisan (Suparno dan
Yunus (2004: 1.18).
5. Mengorganisasikan Ide atau Informasi
Pengorganisasian idea atau informasi
ini sebenarnya dapat dilakukan dengan cara
membuat kerangka karangan atau ragangan. Kerangka karangan adalah rencana
kerja yang memuat garis besar karangan yang akan digarap (Keraf, 2004: 149).
Kerangka
karangan sangat bermanfaat bagi proses penulisan. Manfaat pertama pembuatan
kerangka karangan yaitu menyusun kerangka secara teratur. Pembuatan kerangka berdasarkan manfaat ini yaitu
membantu proses penulisan agar gagasan atau ide dalam tulisan menjadi terarah,
memiliki kepaduan, serta disusun atau diperinci secara maksimal (Keraf, 2004:
150—151).
Manfaat
selanjutnya yaitu memudahkan penulis menciptakan klimaks yang berbeda-beda.
Maksud dari manfaat ini yaitu pembuatan kerangka karangan dapat menuntun pembuatan
klimaks dari hasil tulisan kita. Hal ini mengakibatkan pembaca akan tergiring
untuk menikmati hasil tulisan kita tahap demi tahap (Keraf, 2004: 150—151).
Manfaat
selanjutnya yaitu meghindari penggarapan sebuah topik sampai dua kali atau
lebih. Pembahasan sebuah topik tulisan yang berulang hanya akan membuang
tenaga, waktu, dan materi. Hal ini belum termasuk dampak selanjutnya yaitu
ketika topik tulisan yang telah berulang kali dibahas ini ternyata saling
bertantangan dengan gagasan sebelum atau sesudahnya dalam karangan (Keraf,
2004: 150—151).
Manfaat terakhir
yaitu penulisan kerangka karangan memudahkan penulis untuk mencari materi
pembantu. Maksud manfaat ini yaitu kerangka karangan akan dapat membantu
penulis menentukan data atau fakta yang akan digunakan dalam tulisannya. Selain
itu, peletakkan data atau fakta tesebut dapat diperinci pula melalui rincian
butir-butir yang tersusun dalam urutan
kerangka karangan (Keraf, 2004: 150—151).
2.
Tahap
Penulisan
Pelaksanaan tahap prapenulisan telah selelsai dengan
pembuatan kerangka karangan. Tahap selanjutnya yaitu mengembangkan butir-butir
ide dalam kerangka karangan serta memanfaatkan bahan-bahan penulisan yang telah
terkumpul (Suparno dan Yunus (2004: 1.21—1.22).
Pengembangan tulisan dalam tahap penulisan ini
langsung saja disesuaikan dengan jenis teks yang dipilih dalam penelitian ini.
Jenis teks eksposisi memiliki struktur tesis, argumen, dan penegasan ulang
pendapat. Dalam tahap penulisan ini, bahan tulisan serta urutan penjabaran data
atau fakta disesuaikan dengan struktur teks eksposisi sendiri. Apabila
pengembangan kerangka karangan telah selesai, maka draft atau buram penulisan
pertama telah jadi sebaiknya diperhalus dengan melaksanakan tahapan terakhir
yaitu tahap pascapanulisan.
3.
Tahap Pascapenulisan
Fase pascapenulisan merupakan tahap penghalusan dan
tahap penyempurnaan buram tulisan yang telah dihasilkan. Kegiatan dalam fase
pascapenulisan terdiri atas penyuntingan dan perbaikan (revisi) (Suparno dan
Yunus (2004: 1.22—1.23).
Kegiatan penyuntingan diartikan sebagai kegiatan
membaca ulang suatu buram karangan dengan maksud untuk merasakan, menilai dan
memeriksa baik unrsur mekanik maupun isi karangan. Tujuan penyuntingan yaitu
untuk menemukan atau memperoleh informasi tentang unsure-unsur karangan yang
perlu disempurnakan (Suparno dan Yunus (2004: 1.22—1.23).
Berdasarkan hasil penyuntingan tersebut maka kegiatan
revisi atau perbaikan karangan dilakukan. Kegiatan revisi dapat berupa
panambahan, penggentian, penghilangan, pengubahan, atau penyusunan kembali
unsur-unsur karangan. Kadar revisi tergantung pada tingkat keperluan. Kadar
revisi dapat berupa revisi berat, sedang, atau ringan. Revisi ringan disebabkan
oleh kesalahan unsur-unsur mekanik, tetapi revisi berat dapat disebabkan oleh
kesalahan urutan gagasan, contoh atau ilustrasi, cara pengembangan, penyampaian
penjelasan atau bukti.
6. Tata
Letak Susunan Kelas
Siberman
menganjurkan pembelajaran yang
menutamakan keaktifan siswa didukung oleh
perlengkapan belajar aktif (Mel Siberman, 2013: 35). Satu di antara
perlengkapan tersebut yaitu tata-letak susunan kelas. Susunan kelas diatur
tata-letaknya agar kegiatan belajar menjadi menyenangkan dan menantang. Hal ini
juga untuk menyiasati lingkungan kelas yang dapat mendukung atau malah menghambat
proses strategi belajar aktif.
Terdapat
banyak pilihan posisi duduk yang dapat ditepkan dalam strategi pembelajaran Kembali
Ke Tempat Semula. Tata-letak tersebut di antaranya Bentuk U, Gaya Tim, Meja
Konferensi, Lingkaran, Kelompok pada Kelompok, Ruang Kerja, Pengelompokkan
Berpencar, Formasi Tanda Pangkat, Ruang Kelas Tradisional, dan Auditorium
(Silberman, 2013: 36—41).
Pola
yang dipilih pada penelitian ini yaitu Bentuk U. Bentuk ini merupakan formasi
serbaguna. Peserta didik dapat menggunakan permukaan meja untuk membaca dan
menulis, serta dapat melihat guru atau media visual yang ditampilkan dengan
mudah (Silberman, 2013: 36). Berikut gambar Bentuk U pada susunan tata letak siswa pada pembelajaran menulis mandiri pada materi
pembelajaran teks eksposisi.
Posisi duduk juga dapat
ditata menjadi bentuk U yang tampak seperti bentuk setengah lingkaran berikut (Silberman, 2013: 36).
|
1. Metode Penelitian
Metodologi
yang digunakan dalam penelitian ini yaitu metode penelitian deskriptif dengan
pendekatan kuantitatif.
Penelitian deskriptif menurut Sugiyono yaitu metode yang dilakukan untuk
mengetahui nilai variabel mandiri baik satu variabel atau lebih (independen)
tanpa membuat perbandingan maupun menghubungkan antara variabel satu dengan
varabel lainnya. Sementara menurut Suryabrata (76: 2013) penelitian deskriptif
yaitu penelitian yang dimaksud untuk membuat pencandraan deskripsi mengenai
situasi-situasi atau kejadian-kejadian. Sedangkan menurut Hadari Nawawi metode
penelitian deskriptif yaitu prosedur pemecahan masalah yang diselidiki dengan
menggambarkan atau melukiskan keadaan atau objek penelitian (seseorang,
lembaga, masyarakat, dan sebagainya) pada saat sekarang berdasarkan fakta-fakta
yang tampak untuk mengungkapkan hal sebagaimana adanya.
Berdasarkan
penjabaran teori tersebut dapat disimpulkan bahwa pendekatan deskriptif yaitu
penelitian yang mendeskripsikan fakta yang dialami seseorang, lembaga,
masyarakat, dan sebagainya untuk menggambarkan keadaan yang sebenarnya terjadi.
31
|
2. Bentuk Penelitian
Bentuk
penelitian yang digunakan yaitu bentuk penelitian
kuantitatif. Pemilihan bentuk penelitian kuantitatif ini
dimaksudkan untuk dapat membantu penghitungan hasil analisis data yang berupa
hasil angka. Hasil angka yang dimaksud yaitu hasil kerja mandiri siswa dalam
menghasilkan teks eksposisi.
3. Populasi dan Sampel
a. Populasi
Populasi yang akan digunakan dalam penelitian ini
yaitu sebanyak tujuh kelas yang ada di Kelas X SMA Negeri 8 Pontianak. Sebanyak
empat kelas merupakan kelas MIA (IPA) dan sebanyak tiga kelas sisanya yaitu
kelas IIS (IPS).
b. Sampel
Penentuan sampel dalam penelitian ini menggunakan
teknik sample random sampling. Cara ini merupakan cara memilih kelompok kontrol
dan kelompok eksperimen dengan cara membandingkan nilai rata-rata siswa pada
tes yang akan dilaksanakan sebelumnya. Penentuan dua kelompok ini melihat
perbandingan hasil belajar dengan selisih atau jarak nilai rata-rata yang tidak
terlalu jauh berbeda.
4. Data dan Sumber Data
a. Data
Data
dalam penelitian ini yaitu hasil pembelajaran Siswa Kelas X Semester Ganjil di
SMA Negeri 8 Pontianak dan sejumlah dokumen perangkat pembelajaran yang
berkaitan dengan materi pembelajaran teks eksposisi di kelas X semester gamjil
tahun ajaran 2014/2015.
b. Sumber Data
Sumber data dalam penelitian
ini yaitu guru mata pelajaran Bahasa Indonesia dan siswa Kelas X semester
ganjil di SMA Negeri 8 Pontianak. Guru mata pelajaran marupakan sumber data
bagi proses perancangan desain pembelajaran yang sesuai dengan karakteristik
siswa. Sedangkan siswa SMA Negeri 8 Pontianak merupakan sumber data yang akan
dianalisis hasil pembelajarannya.
5. Teknik dan Alat
Pengumpul Data
a. Teknik Pengumpul Data
Dalam
penelitina ini teknik pengumpulan data yang digunakan
yaitu teknik komunikasi langsung dan teknik observasi langsung.
b. Alat Pengumpul Data
Alat
pengumpul data dalam
penelitian ini sebagai berikut.
1. Pedoman wawancara (wawancara dengan guru mata pelajaran Bahasa Indonesia).
2. Lembar
Rencana Pelaksanaan Pembelajaran (RPP) yang dibuat guru mata pelajaran bahasa
Indonesi kelas X semester
gasal.
3. Lembar
Kerja Siswa kelas X
semester gasal.
4. Lembar
Penilaian siswa kelas X
semester gasal.
5. Lembar
evaluasi hasil siswa kelas VII semester gasal.
6. Lembar observasi.
6. Tahap Validitas dan Reliabilitias
Varibel luar (extraneous
variables) menurut Emzir (2013: 71) dapat memengaruhi performansi variabel
terikat dan mengancam validitas suatu eksperimen. Suatu eksperimen dikatakan
valid jika hasil yang diperoleh hanya disebabkan oleh variabel bebas yang
dimanipulasi, dan hasil tersebut dapat digeneralisasikan pada situasi di luar setting eksperimen. Oleh karena itu,
perlu dilakukan tahap validitas terhadap suatu penelitian eksperimen.
Tahap validitas dan reliabilitas yang akan dilakukan
dalam penelitian ini menggunakan teknik korelasi product moment dengan rumus simpangan sebagai berikut.
rxy
Keterangan:
x=X-X
y= Y-y
x= skor rata-rata dari X
Y= skor rata-rata dari Y
Tahapan perhitungan uji reliabilitas menggunakan
teknik Alpha Cronbach sebagai
berikut.
r11
]
b. Menentukan Nilai Varians Total
Varians total dapat dihitung dengan rumus sebagai
berikut.
= ∑
-
Keterangan:
n= Jumlah Sampel
X=
nilai skor yang dipila
= Varians Total
k= keterangan
butir pertanyaan
r11=
koofisien reliabilitas instrument
DAFTAR PUSTAKA
Arikunto, Suharsimi. 2002. Prosedur Penelitian. Jakarta: Rineka Cipta.
Bugin, Burhan. 2013. Metodologi Penelitian Kuantitatif. Jakarta: Kencana Prenada Media
Group.
Enzir. 2013. Metodologi
Penelitian Pendidikan Kuantitatif dan Kualitatif. Jakarta: Raja Grafindo
Persada.
Iskandarwassid dan Dadang Sunendar. 2011. Strategi Pembelajaran Bahasa. Bandung:
Rosdakarya.
Johnson, B. Elaine. 2009. Contextual Teaching & Learning. Bandung: Kaifa.
Keraf, Gorys. 2004. Komposisi. Semarang: Nusa Indah.
Nurgiyantoro, Burhan. 2010. Penilaian Pembelajaran Bahasa Berbasis Kompetensi. Yogyakarta:
BPFE-Yogyakarta.
Silberman, Melvin. 2013. Active Learning 101 Cara Belajar Siswa Aktif. Bandung: Nuansa
Cendekia.
Sugiyono. 2013. Metode
Penelitian Pendidikan. Bandung: Alfabeta.
Suparno dan Muhammad Yunus. 2004. Keterampilan Dasar Menulis. Universitas Terbuka.
assalamualaikum kak, trimakasi postingannya sangat bermanfaat.
BalasHapusoia, saya fina, mahasiswa Universitas negeri medan, smster 8 stambuk 2012.
saya sedang mencari judul skripsi yg tepat, saya berniat untuk membuat penelitian mengenai teks eksposisi juga.
oia kak, penelitian kakak ini termasuk ke dlm brp variabel ya kak?
mohon balasannya ya kak :)